Tahapan
Pembibitan Tanaman Hutan meliputi kegiatan lapangan
dari mulai :
1. Tehnik
Penentuan Pembangunan Persemaian
Persemaian adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyemaikan benih atau bagian vegetative dari jenis tanaman tertentu
sehingga dapat
menghasikan bibit yang memenuhi persyaratan umur, ukuran
dan pertumbuhan yang cukup baik untuk ditanam di lapangan.
Menurut Fandeli (1984) dalam memilih lokasi persemaian
harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
1)
Lokasi
persemaian sedekat mungkin dengan lokasi penanaman atau jalan angkutan
(aksesibilitas)
2)
Lapangan
harus datar,
3)
Cukup
tersedia air,
4)
Mudah
mendapatkan media,
5)
Keadaan
lingkungan baik, sirkulasi udara lancar dan sinar matahari dapat masuk
kepermukaan tanah untuk mengurangi kerusakan bibit dari insecta dan jamur,
6)
Dekat
dengan tenaga kerja.
Persemaian dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
1.
Persemaian
Tetap
atau Permanen
: persemaian yang lokasinya menetap disuatu tempat biasanya tidak
mempertimbangkan jauh dekatnya lokasi penanaman dan berlangsung lebih dari 5
tahun
2.
Persemaian
Tidak Tetap
persemaian yang lokasinya berpindah-pindah yang biasanya mengikuti lokasi
penanaman dan berlangsung paling lama 5 tahun
Menurut Harun
Alrasyid (1989) kegiatan pokok dalam pembuatan persemaian adalah : pemilihan
lokasi, penataan arel, ketenaga kerjaan dan organisasi.
Sedangkan
dalam pelaksanaan kegiatannya meliputi : persiapan lapangan dan proses
pembuatan bibit. Proses pembuatan bibit dipersemaian diantaranya :
1.
Pembuatan
bibit dari benih (mulai pengadaan benih, s/d pemeliharaannya)
2.
Pembuatan
bibit cabutan anakan alam, (dari pengadaan cabutan anakan alam, pengadaan
media, penyemaian, pemeliharaan sampai bibit siap tanam)
3.
Pembuatan
bibit asal stek (kegiatan pokoknya pengadaan stek, cara pembuatan stek, cara
pemberian hormon, pembuatan bedeng pembibitan, cara penyemaian stek, penyapihan
dan pemeliharaannya).
2. Pembersihan
Lokasi Persemaian
Pembersihan
lahan dan Pembuatan Bedengan
Lokasi Persemaian sudah ditemukan dan ditentukan, diukur
luas areal persemaian yang akan dibangun disesuaikan dengan perencanaan luas persemaian
dibutuhkan dalam rehabilitasi hutan seluas 100 ha. Panjang dan lebar lokasi
areal persemaian disesuaikan dengan keadaan topografi lapangan, yang lebih baik
diutamakan memanjang Utara-Selatan yang berarti apabila luasnya 100 m² yaitu mempunyai panjang
50 meter dan lebarnya 20 meter. Bersihkan lahan persemaian yang telah diukur
dari semak belukar atau rumput/alang-alang bahkan bekas tonggak diangkat juga
akar alang-alang perlu diangkat supaya tidak cepat tumbuh lagi yang nantinya
bisa mengganggu dalam proses pemeliharaan tanaman. Setiap ukuran bedengan yang
telah ditetukan, diratakan dan ditinggikan tanahnya supaya memudahkan pada saat
pengisian polybag.
Ukuran bedengan sudah sesuai dengan yang telah
direncanakan baik panjang maupun lebarnya (Standar Bedengan 1 x 5 meter) bagian
sisinya diberi bambu ukuran lebar 6 centimeter sepanjang 5 meter dan lebar 1
meter.
Sepanjang atau setiap 50 centimeter atau maksimal per 1
meter pada bambu sisi bedengan dipasang pasak bagian luar dan dalam secara
zig-zag atau bambu tersebut dijepit 2 buah pasak supaya bambu batas bedengan
menjadi tegak atau kuat. Sebaiknya pasak terbuat dari bambu juga dengan catatan
pasak diusahakan bagian ujung atasnya yang merupakan batas ruas bambu, agak
dipangkas pas bawahnya dan dibersihkan sampai ujung bawahnya.
Bedengan terbagi menjadi dua yaitu bedeng sapih dan
bedeng tabur. Bedeng Tabur yaitu
tempat penyemaian biji atau benih yang membutuhkan perlakuan khusus, sedangkan Bedeng Sapih yaitu tempat penyapihan
semai atau cabutan anakan alam. Bedengan yang baik pada umumnya harus arah
Utara – Selatan supaya sinar matahari pagi dan sore dapat menyinari bedeng
tanaman, dengan ukuran bedengan bervariasi disesuaikan dengan keadaan lokasi
yaitu ada ukuran 1 x 5 meter tetapi kalau menggunakan sungkup biasanya 1 x 2
meter).
Isi dalam satu bedengpun bervariasi tergantung
menggunakan ukuran polybagnya yaitu mulai dari 200 polybag s/d 500polybag.
Jarak antar bedengan juga bervariasi dari mulai 0,3 s/d
0,5 meter
Jaringan
Air
Jaringan air dalam satu naungan sarlon tergantung pada
banyaknya bedengan yang ada. Naungan yang luas mempunyai jaringan air dua buah
kran yang akan dihubungkan dengan selang yang ukurannya sesuai dengan jarak dan
banyaknya bedengan. Naungan yang ukurannya kurang luas cukup dengan satu kran
yang ditempatkan ditengah-tengah naungan.
Pengadaan
Polybag atau jenis lainnya
Pada saat pengadaan polybag harus diperhatikan jenis
polybag yang akan kita pakai terutama ukurannya, karena akan mempengaruhi pada
media yang akan dipakai dan harga serta ketahanan bibit dipersemaian. Hasil
dari penelitian selama ini ukuran polybag yang paling baik dan bibit bisa tahan
lama di persemaian yaitu 12 x 18 cm tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
jenis polybag lain harus disesuaikan dengan jenis tumbuhan yang cepat tumbuh
harus memakai ukuran lain dan tidak lama dipersemaian.
Sebagai alternative yang sedangkan dikembangkan di
Persemaian Joben yaitu menggunakan polybagnya bekas gelas POP MIE atau gelas
AQUA.
Hasil dari penelitian selama ini dengan mengggunakan
kedua jenis tersebut cukup efektif dan tahan dipakai sampai 3 kali dibandingkan
dengan menggunakan polybag dari plastic. Hasil ini merupakan hasil dari
beberapa percobaan baik dengan menggunakan media tanah campur sekam maupun
menggunakan media akar paku, menunjukkan bahwa dengan media tanah campur sekam
bibit bisa tahan sampai satu tahun dengan catatan harus rajin memotong akarnya
minimal 1 bulan sekali.
Sedangkan dengan menggunakan media akar paku menunjukkan
bahwa dalam jangka 3 bulan bibit sudah siap tanam dan bekas POP MIE bisa
dipakai lagi karena akar paku sudah menyatu dengan akar tanaman sehingga bibit
menjadi kompak dan diangkutnya lebih ringan
Pengadaan
Media
Media
yang dipakai untuk pengisian polybag merupakan campuran antara media tanah top
soil atau lapisan humus dengan sekam padi yang sudah berwarna kehitam-hitaman
dan lebih bagus lagi ditambah pupuk kandang. Campuran media yang dipakai
menggunakan 1:1:1 yang artinya 1 karung tanah top soil, 1 karung sekam padi dan
1 karung pupuk kandang. Ada juga yang menggunakan campuran 2:1:1 yaitu 2 karung
tanah top soil, 1 karung sekam padi dan
satu karung pupuk kandang.
Tapi
selama ini kebanyakan orang menggunakan sekam padi dengan tanah top soil saja
dengan campuran 1:1 atau 1: 2 yaitu 1 karung sekam padi dengan 1 karung tanah
top soil atau 2 karung tanah top soil.
Penggunaan
media jenis akar paku yang pertama dalam pengambilan harus hati-hati dan
diambil yang sudah kering saja supaya mudah dalam proses penghalusan dan
pengeringannya karena untuk mensterilkan akar paku biasanya di jemur selama
satu minggu baru bisa dimasukkan ke dalam polybag.
Pengisian
Polybag
Pengisian
polybag dengan menggunakan media tanah harus betul-betul padat supaya nanti
pada saat sudah ditanami semai tumbuhan tidak menjadi berkurang yang akibatnya
plastiknya bisa menutupi tanaman sehingga pada saat melakukan penyiraman tidak
tersiram air yang mengakibatkan semai akan cepat layu atau mati.
Pada
saat pengisian polybag tanah yang sudah dicampur dengan sekam padi dan pupuk
setelah diaduk secara merata secara perlahan-lahan dimasukkan media tersebut,
kemudian diratakan bagian dalamnya dengan kayu atau besi yang sudah dirancang
khusus secara merata baru diputar-putar sambil agak diangkat polybagnya dan
dijatuh-jatuhkan ketanah atau alas supaya betul-betul isi polybag tersebut
padat dan merata.
Pengadaan
benih dan cabutan anakan alam, Proses
pembuatan bibit dari biji atau benih :
1) Pengadaan
benih,
Pengadaan benih biasanya dengan cara membeli ke
tempat-tempat khusus penjual benih tanaman karena sebelumnya buah atau biji
pohon tersebut sudah dipilih dengan menggunakan alat khusus dan aman dari hama
dan penyakit. Lebih baiknya untuk pembelian benih ini kepada pedagang yang
sudah mempunyai sertifikasi dari Balai Benih sehingga keterjaminan benih
betul-betul dan nantinya akan menghasilkan bibit yang bermutu baik.
2) Perlakuan
Benih
Benih yang baik yang sudah dibeli untuk jenis-jenis
tanaman tertentu tetap dalam perkembahannya memerlukan perlakuan lagi dengan
cara ada yang dibakar terlebih dahulu untuk jenis-jenis yang mempunyai kulit
buah tebal dan adapula yang harus di rendam dahulu dengan air panas selama
beberapa menit untuk jenis-jenis benih yang mempunyai kulit luar keras.
3) Penyemaian
Benih
Benih setelah diberi perlakuan khusus, baru disemaikan
pada bedeng tabur yang sudah tersedia atau pada bak tabur sampai berkecambah.
Masing-masing benih berkecambah berbeda-beda tergantung dari jenis benih
tanamannya ada yang dalam satu minggu sudah berkecambah dan bahkan ada yang
satu bulan baru kecambah karena masing-masing benih tersebut mempunyai dormansi
yang berbeda-beda.
Contoh : untuk jenis benih Rajumas dengan menggunakan
media khusus yang pakai lumut bata merah dalam 10 hari sudah terlihat berkecambah
secara serentak. Sedangkan untuk jenis jati biasanya lambat berkecambahnya
karena langsung ditanam dilapangan.
Benih yang sudah berkecambah lebih baiknya setelah kulit
luarnya mengelupas segera dipindahkan atau disapih kedalam polybag karena
apabila terlambat dalam penyapihan akan mengakibatkan mengalami stress yang
cukup lama dan daunnya cepat layu. Sedangkan untuk jenis seperti Rajumas yang
mempunyai biji kecil-kecil setelah berkecambah biarkan selama satu bulan sampai
mempunyai daun dua baru disapih ke polybag atau tempat lainnya.
5) Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan dipersemaian, mulai dari
penyiraman, pembersihan polybag dari gulma sampai penyemprotan untuk hama dan
penyakit.
Penyiraman dilaksanakan apabila musim kemarau biasanya
dilakukan dalam sehari 2 kali yaitu pagi dan sore sedangkan pada waktu musim
hujan cukup sehari sekali atau kalau hujannya lebat dan terus berlangsung
berhari-hari tidak perlu lagi disiram. Sedangkan pembersihan gulma bisa
dilaksanakan sebulan sekali.
Untuk pemberantasan hama dengan cara disemprot dengan
insektisida dan apabila kena penyakit sebaiknya teliti dahulu penyakitnya baru
dilakukan pemberantasannya atau bila perlu semai tersebut, diambil dan
dijauhkan dari bedengan supaya tidak menular ke semai lainnya. Seperti contoh
penyakit yang diakibatkan oleh jamur Fusarium sp yang mengakibatkan daun jadi
layu dan akar busuk segera diberi diberantas supaya tidak menular. Ada lagi
sejenis jamur yang menyerang Rajumas biasanya daun berwarna coklat lama-kelamaan
batang akan membusuk dan mati sehingga penyebaran ke semai lain cepat sekali.
Berdasarkan pengalaman dengan cara membuang daun yang kena tersebut semuanya,
ternyata semai tersebut tetap hidup dan lebih baiknya dipindahkan ketempat yang
mempunyai panas tinggi dan jangan dibiarkan tempat itu lembab dengan cara
membuka paranet/sarlon atau sebagian tutup naungan supaya cahaya masuk lebih
banyak.
Semai sudah berumur satu bulan atau lebih dan yang
terpenting akar tunggang sudah keluar dari polybag diusahakan harus cepat
dilakukan pemangkasan akarnya supaya tidaka masuk kedalam tanah yang nantinya
mengakibatkan akar dalan polybag tidak kompak dan juga akar sudah masuk tanah
apabila dipangkas tanaman akan menjadi layu sehingga akan memperlambat
pertubuhannya karena stress dan daun menjadi layu.
6) Pengumpulan
buah
Buah, atau biji, seyogyanya dikumpulkan dari pohon yang
berbatang lurus, percabangan tinggi, bertajuk lebat, sehat dan berdiameter >
30 cm.
Pengambilan buah harus sudah masak yang bentuk
fisiologinya ditandai dengan warna buah coklat atau kemerah-merahan tergantung
dari jenis tumbuhannya.
Sebaiknya biji tumbuhan yang diambil di lapangan kalau
ketemu bekas kotoran Musang karena biji yang bekas kotoran musang kalau
dimasukan kedalam polybag dan kena air akan cepat tumbuh tidak butuh perlakuan
khusus soalnya selama didalam perut musang dengan suhu tubuh musang yang
mempunyai panas tertentu membantu mempercepat proses daya kecambah biji
tersebut. Sedangkan kalau diambil oleh kita membutuhkan perlakuan khusus sesuai
dengan jenis biji tumbuhan tersebut.
Contoh : perlakuan kalau
ngambil buah rajumas yaitu : buah rajumas yang dalam satu tandan satu buah
sudah ada yang berwarna coklat sudah bisa dipetik apalagi kalau semuanya sudah
coklat tetapi belum pecah karena kalau sudah pecah bijinya sudah terbang
semuanya. Kemudian keringkan selama 1 minggu, akan kelihatan buahnya
pecah-pecah dan pisahkan bijinya dengan kulit buah.
Setelah jadi biji diusahakan dijemur
kembali maksimal satu minggu lagi, baru biji tersebut kita taburkan dibedeng
tabur yang media lumutnya sudah jadi.
Kenapa pakai lumut karena lumut dapat menyimpan air juga
biji rajumas kalau disiram tidak akan terbawa aliran air yang nantinya pas
berkecambah numpuk pada suatu tempat. Sedangkan kalau pakai lumut biji tersebut
langsung nempel.
Biji Rajumas setelah kering harus cepat-cepat disemaikan
karena jenis ini mempunyai masa dormansi yang pendek.
Apabila dibiarkan sampai lebih dari satu bulan
berdasarkan pengalaman tumbuh-tumbuh tetapi prosentase tumbuh kecambah kurang
dibandingkan yang baru dua minggu setelah ngambil langsung disemaikan.
1.
Umur
pohon induk > 5 Tahun, (semakin tua umurnya semakin baik),
2.
Batang
lurus dan tidak banyak cabang,
3.
Pertumbuhan
baik,
4.
Tidak
kena hama dan penyakit, dll
Perlakuan selanjutnya sama seperti dengan yang cari
benih yaitu mulai dari penyapihan sampai dengan pemeliharaannya.
1.
Pengadaan
bahan bibit Cabutan Anakan Alam
Pengumpulan cabutan anakan alam dari berbagai jenis
tumbuhan yang ada, adalah untuk jenis tertentu dari sekeliling pohon induk (±
10 meter dari proyeksi tajuk pohon induk, terutama ini hanya untuk jenis
Meranti, sedangkan jenis lain bisa dijadikan acuan tetapi untuk jenis tertentu
di Pulau Lombok tidak bisa dijadikan acuan karena di jarak tersebut anakannya
tidak tersedia tetapi jaraknya cukup jauh-jauh dari pohon induk. Ukuran anakan
alam yang dikumpulkan pada umumnya memiliki tinggi ± 15 cm – 20 cm yang sudah
mempunyai daun 2 – 5 lembar, termasuk daun pertama.
Bagi
anakan alam yang berukuran besar diperlukan pengguntingan atau pemotongan
sebagian (½ daun-daunnya untuk mengurangi penguapan, sedangkan anakan alam yang
berukuran kecil tidak ada persyaratan khusus berkenaan dengan pengguntingan
daun.
Sistem
cabutan disamping praktis dalam mengatasi permasalahan penyimpanan benih/biji
singkat juga mengatasi masalah akan kebutuhan mikoriza yang cocok dari suatu
jenis tumbuhan karena terbawa langsung dari anakan yang dicabut.
Hasil
dari pengamatan dilapangan pencabutan anakan alam yang baik adalah :
a.
Pengumpulan
dilaksanakan pada saat setelah terjadi hujan karena kondisi tanah di hutan
masih lembab/basah,
b.
Pegang
batang anakan pada bagian permukaan akarny, sedekat mungkin dengan permukaan
tanah dan posisi anakan diusahakan tegak lurus,
c.
Buat
tusukan / dorongan pada tanah disekitar anakan yang akan dicabut dengan sekop
atau bambu yang sudah diukur sedemikian rupa atau alat lainnya terbuat dari
kayu atau besi.
d.
Baru
tarik batang anakan secara perlahan-lahan dengan posisi tetap tegak lurus
sampai terasa anakan mulai lepas dari tanah
e.
Anakan
alam dicabut satu persatu secara perlahan-lahan dan disusun dalam karung goni
yang telah dibasahi serta sebagian tanah tetap melekat pada anakan yang
dicabut, lalu disusun secara rapih sesuai jenisnya dan apabila sudah banyak
karung goni dilipat serta bagian tengahnya di ikat supaya aman tidak tercecer
dalam pengangkutannya.
Dengan
system anakan yang telah dicabut dipotong terlebih dahulu ⅔ daunnya, baru disusun dan
diikat, bagian akarnya dipangkas/dipotong ½nya, dibalut atau
dibungkus dengan media akar Kadaka bagian akarnya, baru dibungkus dengan
gedebong/pelepah batang pisang yang masih basah sesuai ukuran tinggi bibit
supaya bibit tidak cepat layu, kelembaban tetap terjaga, mengurangi penguapan,
dan dalam pengangkutan bibit akan tetap segar serta tidak rusak.
Hasil
dari pengamatan selama ini, bibit anakan alam yang diambil, diikat bagian
tengahnya dengan tali rapia atau gedebong pisang yang tipis dan kuat, langsung
bagian akarnya dibungkus dengan akar Kadaka atau lumut, baru dibungkus dengan
gedebong pisang basah yang ukurannya sesuai tinggi cabutan semai anakan alam
untuk melindungi/mempertahankan daun dan kelembaban suhunya pada saat
pengangkutan, agar bibit tidak cepat layu.
Ternyata
dengan system ini bibit yang dibawa dari lapangan bisa bertahan sampai 1(satu)
minggu sampai 3 minggu, keadaannya tetap segar dengan catatan minimal setiap
dua hari sekali sebelum diangkut atau ditanam di polybag disiram.
Keuntungan
dari bibit cabutan adalah :
Ø
Bibit
mudah dicabut sehingga kerusakan akar samping yang halus dapat ditekan sekecil
mungkin,
Ø
Mikoriza
pada masing-masing jenis bibit tidak rusak dan tanah yang nempel pada akar bisa
mengurangi resiko kekeringan,
Ø
Bibit
akan lebih tahan, pada waktu pengangkutan dari lapangan ke persemaian.
Ø
Media
akar Kadaka sebagai pembungkus akar dapat menyimpan air dalam waktu cukup lama,
2.
Pengisian
Media
Pengisian
media untuk penyemaian anakan harus memiliki, sifat fisik dan kimia tanah yang
baik. Pengisian media untuk anakan sama dengan biji tetapi untuk perbandingan
pencampurannya berbeda yaitu 1:1:1 atau 2:1:1 bahkan ada yang sampai 3:1:1.
Sebelum
cabutan anakan di semai, terlebih dahulu media harus sudah siap diisikan
kedalam kantong-kantong plastic yang sudah diberi lubang bagian pinggirnya dan
disusun dalam bedeng pembibitan ukuran 1x 3 meter atau 1 x 5 meter.
Media
akar Kadaka, dihaluskan terlebih dahulu lalu dimasukkan kedala gelas aqua atau
gelas pop mie sampai penuh dengan catatan jangan terlalu padat.
Pelaksanaan
pemotongan sebagian akarnya dan ½ - 2/3 bagian daunnya dipotong untuk
mengurangi evapotranspirasi. Pekerjaan pemotongan akar dan daun harus selesai
dalam waktu sehari, karena kalau terlalu lama akan mengurangi prosentase tumbuh
bibit.
Penanaman
semai harus hati-hati serta media di polybag dilubangi terlebih dahulu pakai
kayu atau besi sepanjang akar anakan sampai batas sedikit dibawah cotyledon.
Anakan dimasukkan kedalam lubang, tutup dengan sedikit agak ditekan dengan
kedua jari tangan supaya bagian bawah akar tidak longgar, sehingga pada saat
penyiraman semai tidak roboh, miring atau tertimbun tanah.
Pemeliharaan
bibit di persemaian biasanya selama 3 bulan sampai 6 bulan bahkan sampai satu
tahun sesuai dengan jenis tanamannya, tetapi lebih baiknya pada setiap bulan
dilakukan penyiangan semai dari gulma apalagi yang menggunakan media Kadaka
gulma sangat cepat tumbuh.
Penyiraman
dilakukan sehari dua kali pada saat musim kemarau dan bila musim hujan cukup
satu hari sekali, atau bahkan tidak usah di siram apabila hujan terus menerus.
Media
menggunakan Kadaka penyiraman bisa dilakukan sehari sekali bahkan bisa 2 hari
sekali karena biasanya dalam jangka 2 hari media ini masih basah dan saat musim
hujan tidak perlu penyiraman lagi.
Sedangkan
pemangkasan akar, dilaksanakan apabila akar tunjang sudah keluar dari polybag
dan harus langsung dipotong serta setelah itu rutin akarnya harus tetap
dipangkas.
Jenis
tanaman yang menggunakan gelas aqua atau Pop Mie dan medianya Kadaka tidak ada
pemangkasan akar, tetapi bibit cukup diangkat dengan medianya dan langsung
dimasukan lagi pada gelas aqua atau pop mie, jadi lebih mudah dan fleksibel
sehingga akan akan menghemat waktu tenaga dan biaya dalam pemeliharaan di
persemaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar