PETUNJUK PRAKTIKUM
ILMU KAYU
KATA PENGANTAR
Petunjuk praktikum ini dibuat sebagai salah satu penunjang kegiatan
matakuliah Ilmu Kayu. Dengan adanya
petunjuk praktikum ini diharapkan dapat memberikan arahan dan bantuan bagi para
praktikan ilmu kayu sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dapat
berjalan dengan lancer.
Dalam petunjuk praktikum terdiri dari tujuan, landasan teori dan
prosedur pengamatan dalam setiap kegiatan, yeng terdiri dari tiga pokok bahasan
yang terdiri :
1.Bidang orientasi kayu
2.Sifat fisik kayu
3.Sifat fisika kayu
Dengan
tiga materi pokok ini diharapkan mahasiswa dapat memahami secara mendalam
bagian-bagian dari kayu dan dapat mengamati secara kasat mata karateristik dari
kayu serta dapat menentukan jenis-jenis kayu yang sesuai dengan kegunaannya
dilihat dari sifat fisik dan fisika kayunya.
Diharapkan dengan adanya petunjuk
praktikum dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang mempelajari matakuliah ilmu
kayu.
Mataram, 14 Oktober 2010
Penulis
TATA
TERTIB PRATIKUM ILMU KAYU
1. Semua peserta pratikum harus datang tepat
waktu
2. Pada saat pratikum harus menggunakan
pakaian praktikum
3. Tidak diperkenankan makan dan minum
didalam ruangan praktikum
4. Bila berhalangan karena sakit dan
alasan lainnya harus ijin dalam bentuk
tertulis dan disampaikan sehari sebelumnnya.
5. Bila yang berhalangan harus tetap
mengikuti tahapan-tahapan praktium dengan mengganti hari yang lain.
6. Setiap selesai kegiatan praktikum harus mengisi
kartu tanda hadir dan ditandatangani dosen yang bersangkutan
7. Laporan
praktikum dikumpulkan seminggu sebelum pelaksanaan ujian akhir dan bila
melebihi waktu yang telah ditetapkan tidak akan diterima.
I. BIDANG ORIENTASI KAYU
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui tiga bidang orientasi
kayu
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian yang
terdapat pada kayu
LANDASAN TEORI
Bidang orientasi
kayu adaah bidang pembantu yang diperlukan dalam pengenalan jenis kayu sehingga
diperoleh kesan yang sebenarnya dari sifat atau tanda-tanda yang diperlukan
untuk pangenalan kayu.
Bidang orientasi
pada kayu terdiri dari 3 bidang yaitu :
- Bidang tangensial : bidang yang dngiperoleh dengan memotong kayu tegaklurus salah satu jari-jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu.
- Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu kayu.
- Bidang aksia/transversal/longitudinal: bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus dengan sumbu kayu.
Dalam bidang orientasi kayu kita dapat mengamati
beberapa bagian kayu yang secara kasat mata dapat kita amati antara lain :
lingkaran tahun, xylem (kayu).phloem (kulit), empulur, jari-jari (tidak semua
kayu) dan pori-pori (tidak semua kayu)
Xylem terbagi atas
dua bagian yaitu :
- Kayu teras adl bagian kayu yg terletak dekat empulur dan biasanya berwarna lebih gelap, secara fisiologis selnya sudah mati, fungsinya hanya sebagai kekuatan mekanik
- Kayu gubal adl bagian kayu yg dekat dengan kulit dan biasanya berwarna lebih terang dibandingkan kayu teras, karena selnya masih hidup. Fungsinya sebagai penyalur air zat2x yg terlarut dari akar ke tajuk, penyimpan makanan dan sebagai kekuatan kayu
Phloem terbagi atas dua bagian :
- Kulit dalam adalah kulit yg terletak dibagian dalam dan berwarna lebih muda
- Kulit luar adalah kulit yg terletak dibagian luar dan berwarna lebih gelap dari dari kulit dalam
Pertambahan kayu dalam suatu periode
pertumbuhan disebut riap pertumbuhan.
Riap pertumbuhan nampak sebagai lingkaran tahun pada penampang
transversal/longitudinal. Lingkaran
tahun dapat berguna utk menaksir umur pohon.
Lingkaran tahun ada beberapa macam : lingkaran tahun normal, lingkaran
tahun abnormal, lengkaran tahun semu
Jari-jari kayu adalah lembaran2x atau pita2x jaringan horisontal yg
seolah2x berasal dari permukaan luar kayu (dekat kulit) dan menuju kearah
batang (hati)
Saluran pembuluh terdiri atas sel2x pembuluh yg tersusun dalam seri
vertikal sejajar sumbu pohon dan memanjang sampai tinggi tertentu dlm batang
BAHAN DAN ALAT
- Kayu bentuk baji
- Cutter
- Kaca pembesar (lup)
PROSEDUR PENGAMATAN
- Potongan kayu bundar dibelah menjadi bentuk baji
- Dengan menggunakan cutter belah bagian kulit utk mengamati bidang tangensial.
- Gunakan lup utk mengamati bagian2x yang kurang jelas
- Gsmbarkan semua bagian pada kayu.
II. SIFAT FISIK KAYU
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui sifat fisik kayu
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sifat fisik kayu
LANDASAN TEORI
Sifat fisik berhubungan dgn kesan yg diperoleh
oleh pancaindera kita apabila kita melihat, membau, meraba dsb thd kayu tsb.
Sifat fisik yg penting utk identifikasi kayu a.l :
- warna kayu
Warna kayu Warna kayu adl warna dari kayu asli
(kayu teras), dan dpt dilihat pada goresan/bidang baru yg belum kena pengaruh
air, matahari dll pengaruh dalam waktu yg lama
- Kesan raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat
meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur
kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu
- Kilap kayu
Kilap adalah sifat dari kayu itu utk memantulkan cahaya
- Bau dan rasa
Bau dan rasa merupakan dua sifat yg sulit
digambarkan karena masing-masing memilki sifat.
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka.
- Berat kayu
Untuk menentukan berat kayu dilakukan dgn cara
apung yaitu dgn memasukan potongan kayu ke dalam air dan mengamati berapa
bagian yg terendam.
Dalam uji menggunakan contoh uji berbentuk kubus :
a. ¼ nya
terendam = ringan= berat 16 lbs/cuft
b.
½ nya
terendam = sedang = 32 lbs/cuft
c.
¾ nya
terendam = berat = 47 lbs/cuft
d.
Tenggelam = berat sekali = berat 47 lbs/cuft
- Kekerasan
Kekerasan yang dimaksud adalah kesan yg diperoleh
apabila seseorang mengiris kayu dengan pisau atau menekan dgn kuku
Sifat fisik ini bersifat sangat obyektif karena
mengandalkan pancaindera kita, dimana pengamatan satu orang dgn yang lain yang
berbeda. Tetapi sifat fisik ini dapat
membantu pengguna kayu untuk memilih kayu yang baik.
- Pengujian abu (test abu)
Pengujian abu adalah pengujian dengan cara
membakar sample kayu seukuran lidi kemudian dibakar dalam udara yg tenang, sisa
dari pembakaran dicatat dan digolongkan kedalam :
- Arang (charcoal), kayu terbakar dgn pelan dan sukar, meninggalkan arang dgn cerat abu yg berwarna hitam atau abu2x
- Abu sempurna (complete of full), terbakar menjadi abu tetapi masih tinggal dalam bentuk semula
Dalam pengujian abu diamati juga :
- Warna abu
- Sifat2x pembakaran (mengeluarkan suara gemeritik/tidak, bau yg timbul)
BAHAN DAN ALAT
- Contoh uji kayu ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm
- Contoh uji kayu ukuran 5 cm x 5 cm x 10 cm
- Contoh uji seukuran lidi
- Gelas ukur
- Air
- cutter
- lilin
PROSEDUR
- Untuk pengamatan warna kayu, kesan raba,kilap kayu, bau dan rasa, dan kekerasan menggunakan contoh uji ukuran 5 cm x 5 cm x 10 cm.
-
untuk
pengamatan warna kayu, amati bagian kayu terasnya
-
untuk
pengamatan kesan raba amati ketiga bidangnya (radial, tangensial, longitudinal)
-
untuk
pengamatan kilap kayu amati bagian radialnya
-
untuk
pengamatan bau dan rasa sebaiknya dari contoh uji dari kayu yg masih baru
ditebang
-
untuk
pengamatan kekerasan gunakan ujung kuku atau cutter
- untuk pengamatan berat kayu menggunakan contoh uji ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm
- masukan contoh uji kedalam gelas
ukur yang berisi air dan amati berapa bagian yang terendam air.
- Untuk pengujian abu (test abu) menggunakan contoh uji seukuran lidi
-
Masukan lidi
kedalam gelas ukur dan bakar diatas lilin
-
Amati perubahan
yg terjadi dan isikan dalam tabel dibawah ini.
-
HASIL PENGAMATAN SIFAT FISIK
No.
|
jenis
kayu
|
warna
|
kesan
raba
|
bau
& rasa
|
kilap
kayu
|
kekerasan
|
berat
kayu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
HASIL PENGAMATAN TEST ABU
No.
|
jenis kayu
|
arang
|
abu sempurna
|
bau
|
bunyi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
III. SIFAT
FISIKA KAYU
TUJUAN
- Mahasiswa dapat mengetahui sifat fisika kayu
- Mahasiswa dapat menganalisa sifat2x fisika beberapa jenis kayu
LANDASAN TEORI
Kayu
berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon,
kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda.
Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada
beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe
bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa
selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu
memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya
(longitudinal, radial dan tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan
dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Sifat fisika kayu adalah sifat-sifat asli dari kayu (wood inheren
factors) yang dapat berubah-rubah karena adanya pengaruh lingkungan (suhu
dan kelembaban udara).
Sifat fisika kayu adalah kadar air, berat jenis, kerapatan dan pengembangan
penyusutan kayu.
Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terdapat di dalam kayu atau produk
kayu biasanya dinyatakan secara kuantitatif dalam persen (%) terhadap berat
kayu bebas air atau berat kering tanur (BKT), namun dapat juga dipakai satuan
terhadap berat basahnya. Berat kering tanur dijadikan sebagai dasar karena
berat kering tanur merupakan indikasi dari jumlah substansi/bahan solid yang ada.
Kerapatan suatu benda yang homogen adalah massa atau berat persatuan
volume, sehingga kerapatan selalu dinyatakan dengan satuan gram/cm3 atau kg/m3.
Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu dapat menggunakan
berbagai macam kondisi kayu (kondisi segar/basah, kering udara, kadar air
tertentu dan kering tanur)
Penyusutan kayu merupakan Penyusutan dinding sel terjadi saat molekul‑molekul
air terikat melepaskan diri dari molekul‑molekul selulosa berantai panjang dan
molekul-molekul hemiselulosa yang kemudian bergerak saling mendekat. Banyaknya
penyusutan yang terjadi umumnya sebanding dengan jumlah air yang keluar dari
dinding sel. Pengembangan secara sederhana adalah kebalikan proses ini.
Penyusutan dan pengembangan dinyatakan sebagai persen dimensi sebelum
perubahan terjadi.
Faktor utama yg cenderungmenutupi pengaruh kerapatan terhadap penyusutan
dan pengembangan adalah adanya ekstraktifyg cenderug menurunkan titik jenuh
serat (TJS) dan meyumbat diding sel. Karena itulah secara dimensional kayu
teras lebih stabil dibandingkan kayu gubal.
Kayu bila air di dalam rongga sel maka dikatakan mengalami penyusutan
sedangkan bila air memasuki dinding sel maka dikatakan kayu mengembang.
Penyusutan longitudinal biasanya diabaikan karena nilainya kecil hanya
sekitar 0,1-0,2%.
Penyusutan tangensial lebih besar dibandingkan penyusutan radial dengan
perbandingan 1,5-3 : 1. Hal ini
disebabkan karena karena perbedaan ciri anatomi, jaringan jari2x, penoktahan
rapat pada bidang radial, dominasi kayu musim pada arah tangensial dan
perbedaan2x dalam jumlah zat dinding sel.
Hubungan penyusutan dengan kandungan bersifat linier, dimana semakin tinggi
kandungan air maka semakin tinggi penyusutan.
Pengembangan penyusutan ada 2 macam :
- pengembangan penyusutan normal
- pengembangan penyusutan maksimal
Pengembangan penyustan normal adalah pengembangan penyusutan dalam kondisi
udara normal
Pengembangan penyusutan maksimal adalah pengembangan penyusutan dalam
kondisi jenuh air.
BAHAN DAN ALAT
- Contoh uji kayu ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm (20 sample)
- Contoh uji kayu ukuran 5 cm x 5 cm x 10 cm (20 sample)
- Timbangan
- Kaliper
- pensil 2B
- spidol tahan air
- oven
- ember dan air
PROSEDUR
1.Kadar Air
-
Timbang
contoh uji ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm untuk mendapatkan nilai berat basah (gr)
-
Masukan ke
dalam oven selama 24 jam dengan suhu 102±3oC
-
Keluarkan
dalam oven setelah 24 jam dan masukan kedalam desikator selama 15-30 menit agar
suhu kayu stabil
-
Timbang
kembali contoh uji kayu untuk mendapatkan berat kering tanur (gr)
-
Hitunglah
dengan menggunakan rumus sbb :
KA (%)
= berat basah (BB) – berat
kering tanur (BKT) x 100%
Berat
kering tanur (BKT)
2. Kerapatan
2.1. kerapatan normal
-
timbang
contoh uji kayu 5 cm x 5 cm x 5 cm untuk mendapatkan massa contoh uji(M)
-
tentukan
titik tengah contoh uji untuk mengukur volume contoh uji kayu (V) dan ukurlah dengan menggunakan kaliper
-
Hitung
kerapatan normal dengan menggunakan rumus sbb :
Kerapatan
normal (g/ cm3)
= massa (gr)
volume (cm3)
Kerapatan
kering tanur
-
Masukan
contoh uji kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 102±3oC
-
Setelah 24 jam
keluarkan dalam oven dan masukan desikator selama 15-30 menit
-
Timbanglah
contoh uji untuk mendapatkan massa (m)
-
Ukurlah
volume contoh uji dgn menggunakan kaliper
-
Hitung
kerapatan dgn menggunakan rumus seperti pada perhitungan kerapatan normal
3. Pengembangan dan Penyusutan normal
-
Tandai bagian
tengah contoh uji utk mengukur dimensinya
-
Ukur dimensi
setiap bidang (longitudinal, tangensial dan radial) pada contoh uji (T1l,
T1r, T1t )
-
Siapkan ember
dan isikan air, kemudian masukan contoh uji kayu kedalam ember dan beri beban
diatasnya agar contoh uji dapat terendam seluruhnya
-
Beri stik
ganjal pada bagian bawahnya agar seluruh bagian contoh uji dapat terendam air
secara sempurna.
-
Contoh uji
direndam selama 24 jam
-
Setelah 24
jam direndam, tiriskan contoh uji sampai air pada contoh uji kayu tidak menetes
lagi
-
Setelah itu ukur
dimensi contoh uji (T2l, T2r, T2t).
-
Hitung
pengembangan dan penyusutan tiap bidang kayu (radial, tangensial dan
longitudinal)
Pengembangan
longitudinal (%) = T2l – T1l x
100%
T1l
Pengembangan
tangensial (%) = T2t – T1t x 100%
T1t
Pengembangan
radial (%) = T2r – T1r x
100%
T1r
Penyusutan
longitudinal (%) = T2l – T1l x
100%
T2l
Penyusutan
tangensial (%) = T2t – T1t x
100%
T2t
Penyusutan
radial (%) = T2r – T1r x 100%
T2r
Keteranagan :
T2l =
dimensi setelah perendaman bidang longitudinal
T1l = dimensi sebelum perendaman bidang
longitudinal
T2t = dimensi
setelah perendaman bidang tangensial
T1t = dimensi
sebelum perendaman bidang tangensial
T2r = dimensi
setelah perendaman bidang radial
T1r = dimensi
sebelum perendaman bidang radial
4. Pengembangan dan Penyusutan maksimal
-
Tandai bagian
tengah contoh uji
-
Masukan dalam
oven selama 24 jam dgn suhu102±3oC
-
Keluarkan
dalam oven setelah 24 jam ukur dimensinya (T1maksl, T1maksr, T1makst
)
-
Siapkan ember
dan isikan air, kemudian masukan contoh uji kayu kedalam ember dan beri beban
diatasnya agar contoh uji dapat terendam seluruhnya
-
Beri stik
ganjal pada bagian bawahnya agar seluruh bagian contoh uji dapat terendam air
secara sempurna. Contoh uji direndam selama 24 jam
-
Setelah 24
jam direndam, tiriskan contoh uji sampai air pada contoh uji kayu tidak menetes
lagi
-
Setelah ukur
dimensi contoh uji (T2maksl, T2maksr ,T2makst).
-
Hitung
pengembangan dan penyusutan tiap bidang kayu (radial, tangensial dan
longitudinal)
Pengembangan
longitudinal maks (%) = T2maksl
– T1maksl x 100%
T1maksl
Pengembangan tangensial maks(%) = T2makst – T1makst x 100%
T1makst
Pengembangan
radial maks(%) = T2maksr – T1maks r x
100%
T1maksr
Penyusutan
longitudinal maks (%) = T2maksl – T1maksl x
100%
T2maksl
Penyusutan tangensial maks (%) =
T2makst – T1makst
x 100%
T2makst
Keteranagan :
T2l =
dimensi setelah perendaman bidang longitudinal
T1l = dimensi kering tanur (oven) bidang
longitudinal
T2t = dimensi
setelah perendaman bidang tangensial
T1t = dimensi kering
tanur (oven) bidang tangensial
T2r = dimensi
setelah perendaman bidang radial
T1r = dimensi kerng
tanur (oven) bidang radial
HASIL PENGAMATAN KADAR AIR
No.
|
Berat Awal
|
Berat Kering Tanur
|
Kadar Air
|
|
(gr)
|
(gr)
|
(%)
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
6
|
|
|
|
7
|
|
|
|
8
|
|
|
|
9
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
Standar
Deviasi
|
|
|
|
Coefesien
Variasi
|
|
|
HASIL PENGAMATAN KERAPATAN NORMAL
No.
|
Berat Awal
|
Panjang
|
Lebar
|
Tebal
|
Kerapatan
|
|
(gram)
|
(cm)
|
(cm)
|
(cm)
|
(gram/cm3)
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
Standar
Deviasi
|
|
|
|
|
|
Coefesien
Variasi
|
|
|
|
|
HASIL PENGAMATAN KERAPATAN KERING TANUR
No.
|
Berat Awal
|
Panjang
|
Lebar
|
Tebal
|
Kerapatan
|
|
(gram)
|
(cm)
|
(cm)
|
(cm)
|
(gram/cm3)
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
Standar
Deviasi
|
|
|
|
|
|
Coefesien
Variasi
|
|
|
|
|
HASIL PENGAMATAN
PENGEMBANGAN DAN PENYUSUTAN NORMAL
No.
|
Dimensi kayu (cm) sebelum perendaman
|
Dimensi kayu (cm) setelah perendaman
|
Pengembangan
|
Penyusutan
|
||||
longitudinal
|
tangensial
|
radial
|
longitudinal
|
tangensial
|
radial
|
(%)
|
(%)
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Standar
Deviasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefesien
Variasi
|
|
|
|
|
|
|
|
HASIL PENGAMATAN
PENGEMBANGAN DAN PENYUSUTAN KERING TANUR
No.
|
Dimensi kayu (cm) sebelum perendaman
|
Dimensi kayu (cm) setelah perendaman
|
Pengembangan
|
Penyusutan
|
||||
longitudinal
|
tangensial
|
radial
|
longitudinal
|
tangensial
|
radial
|
(%)
|
(%)
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Standar
Deviasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefesien
Variasi
|
|
|
|
|
|
|
|
KARTU TANDA HADIR
Nama :
NIM :
No.
|
Pertemuan
|
Tanggal
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
ACC
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
FORMAT LAPORAN ILMU KAYU
Laporan diketik komputer, dengan aturan :
·
kertas A4 70 gram
·
margin kiri, kanan,
atas, bawah = 4, 3, 3, 3 cm
·
spasi 1,5
·
cover :
|
Susunan laporan
1. cover
2. Kata Pengantar
3. Pendahuluan
4. Tinjauan Pustaka
5. Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran
Keterangan : Pada
Hasil Pengamatan data yang dimasukan adalah
data yang
sudah
merupakan data hasil perhitungan (data jadi) dan data pada
saat
pengamatan (data mentah) masukan pada lampiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar