Kamis, 17 Januari 2013

Lanjutan Lahapan Kegiatan Penanaman Bibit Kehutanan di lapangan



A.   Tahapan kegiatan penanaman bibit di lapangan yaitu :

1)  Pembersihan Lapangan

Tahap awal dalam pelaksanaan penanaman bibit di lapangan adalah pembersihan lahan. Dalam pembersihan lahan terdiri dari :

a.    Lahan di Hutan Kemasyaratan (HKm) biasanya dibersihkan total secara Land Clearing dan di lokasi yang miring dibuatkan Terasering supaya tanahnya tidak terbawa pada saat hujan.

Pada Terasering sebaiknya ditanami oleh tanaman yang mempunyai perakaran tunggal atau dalam seperti jenis Kemlandingan, Kaliandra dan Lamtoro. Disamping berfungsi sebagai penahan erosi percikan juga berfungsi sebagai penyubur tanah dengan cara jenis tersebut biasanya menarik Oksigen Nitrogen di udara melalui proses fotosintesis dan disimpan diakar dalam bentuk bintil akar.

b.    Pembersihan Lahan di Kawasan hutan Lindung, Kawasan Konservasi dan Taman Nasional menggunakan system jalur  yaitu apabila menggunakan jarak tanam 5 x 5 meter maka pertama – tama pengukuran dan pemancangan patok jalur tanaman di As / jalan secara lurus dan dusahakan keberadaan As Jalan  di tengah-tengah areal rehabilitasi atau Restorasi atau kalau lokasi lahan berbukit diusahakan As nya berada di punggung bukit sehingga akan memudahkan dalam pembuatan jarak antar jalur. Pembuatan jalur tanaman diusahakan arah timur - barat sehingga tanaman akan menerima cahaya matahari penuh. Pemancangan patok jalur di As 2,5 meter ke kiri dan 2,5 meter kekanan jalan (As) dan setiap 5 meter di kiri kanan As Jalan diberi tanda dengan jarak antar jalurnya 5 meter.Selesai pembuatan tanda jalur di lapangan baru dilaksanakan kegiatan pembersihan jalur. Lebar jalur 1,0 – 1,5 meter dan dibersihkan sepanjang jalur secara total.
c. Pembuatan dan Pemasangan Ajir 
    Ajir tanaman yang dibuat ukuran tinggi 1,5 meter dan terbuat yang biasa terbuat dari bamboo serta dibelah menjadi beberapa bagian.Ajir yang dibuat harus sesuai dengan luas areal yang akan di tanami dan dibagi jarak tanam sehingga menghasilkan jumlah bibit yang ditanam serta jumlah ajir yang dibutuhkan.Selesai pembuatan ajir langsung dipasang di lapangan sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.

1)  Pembuatan lubang tanaman
   Pembuatan lubang tanaman dialksanakan setelah pemasangan ajir, baru dicangkul sedalam 25 cm dan lebarnya 10-20 cm dengan catatan sebaiknya tanah atas dan tanah bawah dipisahkan dalam pembuatan lubang supaya pada saat penanaman tanah bagian atas bisa langsung untuk urugan dibawah dan tanah bawah menjadi bagian atas.

      2) Pengangkutan bibit.
     Bibit yang ada dipersemaian atau di pinggir jalan diangkut     terlebih dahulu ke lapangan, yang sebaiknya dibasahi dahulu apabila  tanahnya sudah kering supaya memudahkan dalam dalam penanaman. Bibit dimasukkan pada lubang tanaman yang sudah tersedia sampai bibit yang ada terangkut semuanya.




Penanaman
Tahapan dalam penanaman dilapangan adalah sebagai berikut :

Ø Pertama bibit yang ada di lubang tanaman diangkat, langsung ditekan-tekan supaya menjadi kompak dan menyatu antara tanaman dengan media sehingga pada saat plastic polybag dibuka tidak pecah atau bahkan berceceran karena akan mengakibatkan tanaman bisa mati sedangkan kalau bibit menjadi kompak prosentase hidupnya tinggi.

Ø Tanah bagian atas dimasukan terlebih dahulu, baru dihaluskan dengan tangan dan kemudian tanah bagian bawah juga dimasukkan diatasnya tanah top soil dan di haluskan juga, baru membuat lubang sedalam ukuran polybag atau bibit tanaman.

Ø Buka plastic polybag secara memanjang mulai dari atas supaya bibit dan media tidak rusak,

Ø Perlahan-lahan masukan bibit pada lubang tanaman dan diberdirikan secara tegak lurus,

Ø Tutup lubang bagian pinggir tanaman dengan catatan tanah bagian atas (top soil) disimpan dibawah dan tanah bagian bawah disimpan diatas secara merata.

Ø Tanaman sudah tertutup tanah secara merata, kemudian agak ditekan bagian sekitar bibit tanaman supaya kuat apabila terjadi angin kencang atau hujan tidak rusak.

Ø Plastik polybag yang bekas bibit tanaman, disimpan diatas ajir dan diikatkan supaya tidak diterbangkan, untuk memberikan tanda bahwa bibit tanaman sudah tertanam dengan baik. 


PEMELIHARAAN TANAMAN



1. Penyulaman

           Penyulaman merupakan kegiatan penanaman kembali pada tanaman yang mati atau tidak sehat agar jumlah normal tanaman dalam satuan luas tertentu terpenuhi.  Yang perlu diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit sulaman sebaiknya dipilih yang seumur atau sama tinggi; waktu penyulaman yaitu pagi dan sore; penentuan jumlah sulaman yang berdasarkan persentase tumbuh

2. Penyiangan

        Penyiangan merupakan kegiatan pengendalian gulma (alang-alang, rumput, liana, dan belukar lainnya) agar populasinya berada di bawah ambang ekonomi atau ekologi, sehingga tanaman mempunyai pertumbuhan yang baik.  Yang perlu diperhatikan dalam penyiangan adalah frekuensi penyiangan berdasarkan tahapan pertumbuhan. Semakin kecil tanaman, semakin sering frekuensi dilakukannya penyiangan; jenis gulma yang merugikan pada pertumbuhan tanaman adalah Imperata sp, Clibadium sp, Eupatorium sp, Lantana sp, Merriniana spp, Melastoma sp, Mikania sp, dan Lygodium sp. ; cara pengendalian gulma yaitu: a. pengendalian gulma secara manual, yaitu dilakukan dengan cara mencabut atau menyiangi atau membabat gulma dengan alat sederhana menggunakan system piringan berdiameter 2 – 3 m, atau system jalur dengan lebar 2 – 3 m, dan hasil babadan disimpan di bagian luar jalur atau piringan, b. pengendalian gulma secara semi mekanis ditujukan pada tanaman yang telah mencapai diameter 6 – 10 cm (tahun ke 2 – 3), menggunakan bush cutter dengan cara mengayunkan alat ke kanan dan ke kiri dengan bilah gergaji dimirinkan 100 - 200 dan lebar yang disiangi 2 – 3 m dengan frekwensi 3 -4 bulan, c. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida dengan frewensi 2 (dua) kali pertahun.  Cara ini mudah dan murah serta lebih memacu pertumbuhan tanaman, tetapi dari segi lingkungan perlu penelitian lebih lanjut.

3. Pendangiran

           Pendangiran merupakan kegiatan penggemburan tanah di sekitar batang tanaman pokok (dengan radius 25-50 cm) untuk memperbaiki sifat fisik  tanah (aerasi tanah).  Yang perlu diperhatikan adalah: waktu pelaksanaan pendangiran yaitu ketika tidak terjadinya pertumbuhan. Selain itu areal dengan tekstur tertentu yaitu:  pada areal yang mempunyai tekstur berat (tanah liat) serta ketika persiapan lahan tidak diikuti dengan kegiatan pengolahan tanah. Pendangiran dilakukan secara periodik 1 – 2 kali dalam setahun hingga tanaman berumur 4 tahun.

4. Pemupukan

         Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur hara pada tanah dengan tujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan sehingga tanaman mendapatkan nutrisi yang memadai.

        Pemupukan dilakukan hingga tanaman berumur 2 tahun, yaitu ketika berumur 1 – 3 bulan dan diulangi setiap 6 bulan sekali.  Jenis pupuk yang digunakan umumnya mengandung unsur hara primer (N, P, K) dan unsur hara lainnya. Jika tanah tersebut mempunyai tingkat keasaman tinggi, maka pemberian kapur kaptan (CaCO3) sangat dianjurkan agar penyerapan pupuk di dalam tanah lebih baik.

5. Pemangkasan cabang

             Pemangkasan cabang merupakan kegiatan pembuangan cabang bagian bawah sehingga pohon memiliki bebas cabang yang maksimal.  Kegiatan pemangkasan cabang sebaiknya dilaksanakan pada musim kemarau dan sebelum tanaman berumur 2 tahun, agar tidak meninggalkan mata kayu bata batang pohon tersebut.  Semaksimal mungkin pemangkasan itu rata dengan batangnya, dan luka bekas pangkas dilapisi dengan ter atau parafin untuk menghindari kontak penyakit.


6. Penjarangan

            Penjarangan adalah kegiatan pengurangan jumlah batang per satuan luas agar pohon yang tertinggal mempunyai ruang tumbuh yang maksimal dan mengurangi persaingan antar pohon.  Tindakan penjarangan merupakan inti dari silvikultur, karena dalam penjarangan akan terjadi suatu pergeseran produksi kuantitatif yang diarahkan menuju produksi kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan dan kualitas tegakan.  Kegiatan penjarangan umumnya dilakukan pada hutan tanaman untuk tujuan pertukangan.  Adapun untuk tujuan kayu serat dan kayu energy tidak diperlukan adanya tindakan penjarangan karena yang diinginkan adalah volume maksimum per hektar.

        Penjarangan pertama terhadap tegakan dapat dilakukan pada saat tajuk aktif 30 – 40% untuk jenis daun lebar, dan 40 – 50% untuk jenis daun jarum; atau pada kisaran umur 3 - 4 tahun untuk jenis cepat tumbuh. Dan 5 – 10 tahun untuk jenis medium dan lambat tumbuh dimana tajuk pohon telah menutup.  Frekwensi penjarangan tergantung kepada intensitas atau ruang tumbuh optimal yang dibutuhkan tanaman pada umur tertentu.
          Pohon yang dimatikan atau ditebang adalah pohon yang pertumbuhannya tidak baik, yaitu memiliki batang yang cacat (bengkok, pangkal batang berlubang atau beralur, dan sebagainya), pohon kerdil atau merana, dan pohon yang terserang penyakit.  Kegiatan penjarangan dilakukan ketika pohon telah berumur 4-5 tahun.  Beberapa metode penjarangan adalah: Penjarangan sistemik yang dilakukan berdasarkan pertimbangan kebutuhan kayu dan keuntungan yang dapat diperoleh dari hasil penjarangan; Penjarangan seleksi rendah yang dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas tegakan tinggal dan metode ini sangat baik untuk diterapkan pada untuk keperluan pengelolaan hutan tanaman; Penjarangan metode HART yang bersifat obyektif dan didasarkan pada tinggi pohon dan jumlah batang; Penjarangan tajuk dengan cara menebang semua pohon yang menyaingi pohon terpilih.